Doa Bapak

Sebuah Cerpen Karya Herlina, S.Pd

0

“Sebelum meninggal, bapak pengen kesana, nduk” bapak menunjuk ke gambar ka’bah yang tergantung di dinding kamarnya.

Ini bukan yang pertama kalinya bapak bicara seperti itu. Kali ini aku melihat mata bapak berkaca-kaca. Tangan keriputnya menurunkan gambar itu lalu mengusap-usapnya.

Aku menggosok perutku guna menenangkan calon bayi yang berusia 7 bulan, gerakannya membuat perutku kencang, ia bereaksi mendengar permintaan kakeknya.

“Bapak, sebentar lagi aku ikut lomba guru berprestasi, berdoalah agar aku memenangkan lomba itu, kalau aku menang nanti akan dapat hadiah uang, nah, uang itu bisa buat tambah-tambah biaya bapak ke umrah,” tuturku kepadanya.

Ya, waktu itu aku memang sudah menjadi juara Guru Berprestasi Tingkat Kota. Setelah beberapa waktu usai pembicaraan dengan bapak, aku masuk karantina untuk mengikuti lomba tingkat provinsi. Tetapi sebelumnya aku meminjam uang kepada saudaraku untuk mendaftarkan biaya umrah bapak, dengan harapan, hal itu bisa membuat bapak bahagia dan aku pun semakin bersemangat.

Aku mengikuti lomba dengan mengalir saja. Tiada beban bagiku untuk harus menang, sebab hatiku merasa tenang karena telah mendaftarkan bapak ke umroh. Tibalah saat pengumuman setelah tiga hari di karantina dan mengikuti berbagai tes. Aku terpilih mewakili provinsiku ke tingkat nasional.

Bapak begitu bahagia mendengar kabar gembira itu. Entah bagaimana redaksi doa yang dipanjatkan bapak kepada Allah SWT sehingga Allah memudahkan urusanku.

***

Hari itu aku dan rombongan guru berprestasi dari provinsi akan berangkat menuju Jakarta. Ternyata keberangkatan itu bersamaan dengan jadwal keberangkatan umrah bapak. Pesawat yang akan membawanya berangkat pagi hari dan pesawatku berangkat siang. Aku berdoa agar bapak diberi keselamatan sebab bapak berangkat sendiri dari kota kami dan baru bertemu dengan jamaah lain di Jakarta.

Singkat cerita, hadiah uang yang aku peroleh setelah terpilih menjadi juara di tingkat kota, tingkat provinsi dan menjadi peserta tingkat nasional melebihi dari biaya umroh bapak. Pinjamanku untuk membayar pendaftaran umrah bapak beberapa waktu lalu terlunaskan. Ternyata niat baik langsung diganti oleh Allah.

Lagi-lagi aku tidak tahu bagaimana redaksi doa bapak, karena satu tahun berikutnya aku dan suami menunaikan ibadah haji dan beberapa bulan setelah pulang dari haji aku sendiri mendapat biaya perjalanan gratis dari provinsi untuk menjalankan ibadah umrah.

Sekarang bapak telah pergi, keinginan beliau berikutnya untuk menunaikan ibadah haji belum terlaksana walaupun sudah mendapat kursi. Allah telah memanggil beliau disaat perjuangan mengurus anak-anaknya telah usai. Terbayang bagaimana beliau membanting tulang membiayai hidup dan sekolah delapan orang anak-anaknya dan ditinggal pendamping hidup sejak anak-anaknya masih kecil.

Semoga Allah menempatkan bapak ke dalam Syurga.

***

Bapakku seorang pegawai rendah dari perusahaan swasta di kota kecil kami. Penghasilan yang sedikit tidak mencukupi untuk membiayai delapan orang anak. Oleh sebab itu, segala usaha dilakoni beliau mulai dari memelihara ayam potong, berjualan ikan, bertukang, membuka warung, sampai menjadi loper koran.

Beliau harus berjuang seorang diri setelah ibuku meninggal tatkala kami masih kecil-kecil. Dengan terseok-seok bapak membiayai sekolah kami. Bahkan peralatan rumah seperti televisi, ranjang dan kursi, satu persatu dijual ke tengkulak, termasuk piring-piring peninggalan ibu juga dijual untuk membiayai sekolah kami.

Sampailah akhirnya salah satu dari kami selesai kuliah dan membantu saudara yang lain. Bapak telah mengajarkan kami untuk saling membantu. Pernah bapak memecahkan tabungan hasil jualan korannya berupa koin-koin lalu dibungkusnya ke dalam kantong palstik kecil-kecil dan diserahkan kepadaku sebagai uang pendaftaran sekolah adikku yang bercita-cita ingin menjadi perawat. Bapak  yang waktu itu membawa recehan tersebut ke panitia pendaftaran tanpa rasa malu dan alhamdulillah ternyata adikku diterima.

Mengingat bapak tidak akan pernah habisnya, semoga Allah menempatkan bapak di syurga-Mu ya Allah, Aamiin.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Ada yang bisa kami bantu bro/sis ?